REVIEW MOBIL BARU BMW 2 SERIES ACTIVE TOURER

REVIEW MOBIL BARU BMW 2 SERIES ACTIVE TOURER



Eksterior

Meski mobil keluarga, tapi tak sulit untuk mengenalinya sebagai sebuah BMW saat melihat eksteriornya berkat sejumlah elemen desain khas BMW yang masih dipertahankan. Sebut saja gril double kidney, headlamp memanjang dengan 2 bulatan lampu beserta ‘Angel Ring’ khas BMW, dan bumper depan yang dinamis ala BMW.
Dibanding dengan Mercedes-Benz B Class, mungkin saja beberapa orang akan menilai desain BMW ini lebih keren dan berjiwa muda. Tidak masalah sebenarnya, tapi sebagai sebuah mobil BMW, kami rasa ia bukanlah BMW tercantik yang pernah ada, bahkan lebih jauh lagi, banyak orang bilang kalau BMW Active Tourer ini mirip dengan KIA Carens, padahal… Ya memang mirip sih.
Headlamp BMW Active Tourer sudah punya teknologi Bi-LED dengan auto levelling, jadi baik sorot low beam atau high beam-nya menggunakan lampu LED. Jika dilihat lebih seksama lagi, ternyata ada sejenis LED yang berfungsi sebagai cornering light yang akan menyala di kecepatan 40-70 km/jam untuk memberikan visibilitas samping lebih baik, sama seperti KIA Carens.
Dari samping, Active Tourer sama seperti BMW lainnya tetap memiliki lekukan Hoftmeister kink yang khas namun digeser lebih kebelakang untuk menyamarkan panjangnya. Mungkin bagi kalangan purist, desain sampingnya tidak terlalu bernyawa BMW, bahkan barulah kalau dilihat dari sisi ini kemiripannya dengan (lagi-lagi) KIA Carens makin kelihatan jelas.
Untuk varian yang masuk ke Indonesia, hanya ada tipe 218i Sport Line yang bisa dikenali via pelek palang lima two-tone berukuran 17 inci dengan ban RFT (run flat tires) khas mobil-mobil BMW, MINI dan Rolls-Royce. Akan tetapi saat acara peluncuran, ada tipe Luxury yang desain peleknya lebih atraktif menurut kami, mirip-mirip kepunyaan BMW M Series.
Dari belakang, lampu rem LED garis berbentuk huruf L ala BMW Modern hadir pula di mobil ini. BMW pun memberikan aksen hitam di beberapa bagian mobil ini agar tampak sporty, yaitu pada bumper belakang bagian bawah dan panel berwarna hitam di bawah sisi kanan-kiri roof spoiler-nya mirip seperti pada desain VW Golf. Pada atapnya, sentuhan khas BMW dengan antena shark fin melengkapi keseluruhan desain.

Interior

Meski eksteriornya tak begitu outstanding, interior Active Tourer sangat baik. Dashboard khas BMW hadir dengan panel high gloss black dan bahan kulit berkualitas tinggi. Memang, semua kombinasi bahan dan desain interior tersebut sangat bagus, tapi saat kami melihat tipe Luxury yang jadi unit test drive, sepertinya tipe Luxury dengan kombinasi warna beige-black dan material yang lebih premium lebih cocok untuk hadir sebagai standar bagi mobil ini.
Jika konsumen yang diincar BMW adalah mereka yang ingin mobil keluarga Eropa dengan nuansa sporty yang kental di interior, tipe Sport Line memang pas, tapi jika ingin memenangkan lebih banyak konsumen lagi, tak ada salahnya varian Luxury dengan interior yang lebih mewah ini juga dipasarkan resmi.
Dimulai dari area pengemudi, setir dengan gaya BMW hadir dengan balutan kulit dengan tombol-tombol untuk mengatur cruise control, audio dan fungsi telepon yang sudah jadi standar. Selain lengkap, pengaturan tilt-telescopic membuatnya makin fleksibel saat diatur untuk mendapatkan posisi mengemudi yang pas.
Di sisi kiri zona pengemudi, ada tombol start-stop engine dan tombol untuk mematikan fungsi auto start-stop yang bertugas mematikan mesin mobil saat berhenti total dan menyalakannya kembali saat hendak berjalan agar konsumsi BBM lebih irit, seperti Mazda 2 SkyActiv, Mitsubishi Delica dan MINI Cooper.
Sementara di sisi kanannya, ada kenop putar untuk mengatur lampu mobil, tombol fog lamp depan-belakang dan tombol untuk mengatur brightness panel instrumen. Oh ya, aksen jahitan merah di dashboard dan jok kulitnya adalah standar bagi varian Sport Line ini.
Berlanjut ke bagian tengah, ada layar 6,5 inci dengan gaya pop-up yang punya kelengkapan kurang lebih seperti MINI Cooper. Kemampuannya adalah menampilkan konten multimedia pada mobil, sistem Connected Drive, Bluetooth, CD Audio, bahkan ada docking khusus iPhone di konsol tengah. Fiturnya memenuhi ekspektasi kami akan sebuah mobil keluarga dari BMW.
Sedikit beranjak ke bagian bawahnya, ada kontrol AC otomatisnya yang punya dual zone climate control, jadi suhu kabin bagian kiri dan kanan bisa diatur berbeda. Di sini juga terdapat tombol untuk mematikan fitur stability control. Di sekitar tuas transmisi, ada tombol untuk mengaktifkan rem parkir elektrik, namun tanpa fungsi brake hold dan dikelilingi panel dengan trimming high gloss black.
Seperti MINI Cooper, mobil ini juga dilengkapi dengan mode pengendaraan Sport, Mid dan Eco Pro yang bisa dipilih sesuai kebutuhan, dan bisa diatur via tombol yang diposisikan di samping kiri tombol stability control. Selanjutnya, di belakang tuas transmisinya ada jog dan tombol pengatur sistem navigasi dan multimedia layaknya mobil-mobil BMW dan MINI pada umumnya.
Untuk jok depan, baik pengemudi maupun penumpang sudah dapat jok yang pengaturannya sudah full elektrik. Mulai dari fungsi sliding, reclining, height adjuster, lumbar adjuster, semuanya elektrik, bahkan ada 2 memori yang bisa dipakai untuk membuat kursi ini mengingat posisi ternyaman bagi pemiliknya hanya dengan menekan satu tombol saja.
Melihat ke area pintu pengemudi, mungkin hadirnya tombol power window, pengaturan dan pelipatan spion elektrik, door lock dan speaker tentu sudah wajib, tapi ada detail unik di mana tombol pembuka pintu bagasi diletakkan di dekat kantung pintu depan, bukan nyempil di bawah kanan jok seperti mobil keluarga lain. Bukan sembarang tombol pembuka bagasi biasa, namun tombol ini akan membuka pintu bagasi secara elektrik.
Lanjut ke kabin baris kedua, di mana BMW Active Tourer menunjukkan sudah sebaik apa dia didesain sebagai mobil keluarga oleh BMW. Saat kami mencoba duduk, kapasitas leg room mobil ini adalah salah satu yang terbaik yang pernah diberikan BMW. Bahkan dibandingkan dengan X1 dan seri-3, Active Tourer ini masih lebih baik, bisa dibilang kelegaannya mampu menyamai BMW seri 5.
Selain lega, konfigurasi jok 40:20:40 membuatnya praktis dan juga fleksibel, dan sejak awal kabin belakangnya didesain untuk memuat 3 orang, jadi ia memang 5 seater murni, bukan 4+1 seater seperti MINI Cooper 5 Door. Akan tetapi, perhatikanlah lantai kabin baris kedua yang tidak rata, ia masih punya tonjolan di tengah sebagai ruang untuk menaruh rear axle untuk Active Tourer xDrive berpenggerak 4WD yang tidak masuk ke Indonesia.
Bagaimana dengan bagasinya, apakah cukup baik? Saat pintu bagasi dibuka, yang kami lihat pertama adalah lantai bagasinya rendah, lengkap dengan tray cover, dan power outlet 12V dan ruang ekstra di bagian bawah yang pengaturannya mirip-mirip dengan saudaranya dari Inggris, MINI Cooper. Kapasitasnya pun sangat lega untuk ukuran mobil keluarga 5 seater.
Di sisi kiri dan kanan area bagasi, ada tombol untuk melipat jok baris kedua otomatis, tak seperti mobil keluarga lain yang sudah banyak berkeliaran, di mana pelipatannya masih manual dan cukup merepotkan. Saat jok baris kedua terlipat, ruang yang tercipta cukup untuk membawa barang-barang elektronik atau furnitur rumah anda.
Pintu bagasi elektriknya bisa dibuka dengan dua cara. Pertama, dari tombol di pintu pengemudi untuk membuka dan tombol kecil di pintu bagasi untuk menutupnya, atau menggunakan tombol pada remote kuncinya. Sayangnya, sensor pembuka bagasi di bumper bawah yang aktif saat kita menggerakkan kaki di sekitar sensor belum hadir sebagai standar, tapi jika anda merasa butuh, fitur ini bisa ditambahkan dengan sedikit biaya tambahan.

Mesin dan Performa

  • BMW 218i Active Tourer ini menggunakan mesin yang sama dengan MINI Cooper, yaitu mesin 1.500 cc 3 silinder dengan double VANOS, Valvetronic dan TwinPower Turbo. Mesin ini bisa menghasilkan tenaga 136 hp dan torsi 220 Nm. Cukup besar kan angka torsinya? Dengan ini, BMW Active Tourer bisa berakselerasi 0-100 km/jam dalam 9,2 detik saja, dengan top speed 205 km/jam.
  • Kami pun menyempatkan diri untuk merasakan bagaimana rasanya mengemudikan BMW penggerak roda depan ini. Setelah mengendarainya di sekitar area test drive, rasa berkendara khas BMW masih terasa di mobil ini, meski ia bukan RWD seperti BMW pada umumnya. Dengan settingan suspensi yang agak kaku, mobil ini terhitung stabil meski tak sestabil sedan-sedan BMW. Setirnya juga cukup responsif, body roll minim namun masih menyediakan kenyamanan bagi penumpang. Bagaimana dengan gejala understeer khas mobil-mobil FWD? Kami belum sempat menguji poin ini, karena area dan waktu test drive cukup terbatas.
  • Mesinnya memang cukup responsif, tapi tentu saja kalah responsif dari MINI Cooper karena ia lebih besar dan berat, tapi saat anda ingin sedikit nakal dan mencoba tenaga mobil ini, tendangan tenaga 136 hp dan torsi 220 Nm sudah lebih dari cukup untuk membuat mobil keluarga ini berlari sedikit lebih kencang.
  • Jika anda masih ingin mengeksploitasi seluruh kemampuan mobil ini, pindahkan saja ke mode Sport. Seketika, mobil akan terasa lebih galak, mesin menjadi lebih agresif dan setir menjadi sedikit lebih berat. Oh ya, jangan heran kalau mobil ini punya banyak kemiripan dengan MINI, karena di bawah kulitnya, mobil ini berbasis dari MINI Countryman.

Kesimpulan
  • Di video review MINI Cooper 5 Door, tester kami sempat berkata : “Perubahan bisa membawa hal yang positif”. Demikian pula BMW ini, perubahan sistem gerak RWD yang biasa dipakai BMW menjadi FWD kini memberikan keuntungan tersendiri bagi mobil keluarga pertama BMW ini, yaitu berupa kabin dengan lantai rendah dan ruang yang lega, kapasitas bagasi besar dan efisiensi BBM yang lebih baik dan bersahabat sebagai mobil harian.
  • Para penggemar BMW sejati mungkin tidak begitu menaruh simpati terhadap 218i Active Tourer ini, tapi mobil ini bisa menarik orang-orang di luar para fanatik BMW untuk menuntaskan rasa penasaran “Bagaimana sih kalau BMW bikin mobil keluarga?” sebagaimana saat orang-orang penasaran ketika BMW mengeluarkan SUV mereka, X3 dan X5 untuk pertama kalinya dan masih diminati sampai sekarang.
  • Bisakan BMW bertanding dengan Mercedes-Benz di segmen MPV premium ini? Ya bisa saja, sebab BMW memberikan ciri khas agar berbeda dari rivalnya. Jika B-Class menawarkan gaya yang konservatif, 218i Active Tourer Sport Line punya gaya sporty yang jarang kita temukan di sebuah MPV, baik kelas premium ataupun non-premium. Tinggal kita lihat saja bagaimana kiprahnya di pasaran Indonesia, dan jika hasilnya baik, bukan tak mungkin versi Gran Tourer 7 seater masuk ke Indonesia.
  • Bagaimana menurut anda, tertarikkah dengan mobil keluarga penggerak roda depan pertama dari BMW ini? Sampaikan di kolom komentar!

0 Response to "REVIEW MOBIL BARU BMW 2 SERIES ACTIVE TOURER"

Post a Comment