REVIEW MOBIL BARU HONDA BR-V S MANUAL

 REVIEW MOBIL BARU HONDA BR-V S MANUAL 


Eksterior

  • Karena eksterior sudah jelas terpampang dan dapat dilihat secara langsung oleh semua orang, jadi sudah tidak ada lagi batasan jika konsumen mau menelitinya dari jarak dekat. Eits, ada yang menarik nih sebelum kita masuk ke interior, kami menemukan beberapa bagian body kit Honda BRV tipe S manual ini kurang rapi seperti gambar di bawah ini, kami tampilkan celah antara kaca depan dan panel bodi yang renggang sekali. Semoga saja fit and finish yang tidak rapi ini hanya terjadi pada mobil display ini saja.
  • Biar tidak mirip-mirip amat dengan Mobilio, front fascia didesain ulang dengan total. Di tipe S yang termurah saja, dia sudah punya lampu projector dan gril berlapis batang chrome yang besar dan tegas. Bumper depannya terlihat tough dengan aksen-aksen menyerupai pahatan di sekitar rumah foglamp, bumper protector di depan dan belakang saja hadir lho. Niat dan ganteng juga ubahannya.
  • Dari samping, sebenarnya masih terasa kemiripannya dengan Mobilio, terutama di patahan kaca penumpang baris kedua. Bedanya dengan Mobilio, tidak ada aksen hitam yang menyambung ke kaca belakang seolah ingin membentuk floating roof. BR-V lebih jangkung dari Mobilio, karena ground clearance-nya mencapai 201 mm, sedikit melebihi Ford EcoSport sekarang yang 200 mm.
  • Kosmetik crossover termasuk over fender dan body moulding yang gagah, termasuk roof rail yang benar-benar berguna jika ingin dipakai sebagai dudukan roof box, bukan hanya hiasan seperti pada Mobilio RS. Pelek 16 incinya punya desain yang keren, dibalut ban Dunlop berprofil tebal dengan ukuran 195/60 R16. Di tipe S ini, tidak banyak chrome yang norak dan bikin sakit mata.
  • Berlanjut ke sektor buritan, tadinya kami kira lampu rem BR-V sudah bertipe LED, tapi ternyata hanya bohlam biasa yang pendarannya dibuat mirip LED bar. Desain bagian belakangnya masih lumayan bagus, utama di bagian pahatan bumper belakang, under body protector dan bagian atap belakang yang didesain biar seolah-olah sudah ber-spoiler, padahal belum.
  • Tapi ada hal yang sama dengan Honda Mobilio di sini. Ingat saat kami bertiga mereview Honda Mobilio Prestige dan menunjuk kaca belakang yang tidak dilengkapi defogger untuk sebuah mobil 200 jutaan? Di BR-V ini juga tidak ada defogger tapi sudah ada wiper belakang. Sensor parkir radar juga tidak ada di sini, yang ada hanya sensor parkir “jeduk”. Tandanya, jika anda mundur dan ada bunyi “jeduk”, itu pertanda jika parkir anda sudah cukup.

Interior

  • Sekarang kita masuk ke dalam interiornya. Duduk di kursi mobil ini terasa cukup nyaman menopang tubuh seperti halnya kursi Honda Mobilio, perbedaannya kita sudah mendapatkan head rest adjustable di mobil ini, sedangkan Mobilio masih menggunakan tipe fix yang menyatu dengan sandaran.
  • Awalnya kami mengira kursi depan mobil ini berbagi desain dengan Honda Jazz, namun kenyataannya kursi mobil ini merupakan kursi Honda Brio/Mobilio yang dimodifikasi dengan head rest adjustable. Soal built quality ya masih sama saja, masih tipis dan di beberapa bagian rangka kursi masih bisa tersentuh jika kita memperhatikan dengan detail atau menekan joknya.
  • Duduk di kursi mobil ini memang terasa seperti halnya duduk di Honda Brio/Mobilio. Seperti halnya kedua mobil tersebut, Honda BR-V pun masih terasa ke-LCGC-annya dari fungsi pengaturan di mobil ini, kita tidak mendapatkan telescopic steering, seatbelt height adjuster, bahkan di tipe tertingginya kita tidak mendapatkan seat height adjuster untuk kursi pengemudi. Dengan kata lain, pengaturan posisi mengemudinya tidak banyak.
  • Setir mobil ini berbagi desain yang sama dengan Honda Brio/Mobilio, untuk tipe E, kita tidak akan mendapatkan steering switch control sebagaimana Honda Mobilio RS. Jika anda ingin mendapatkan fitur tersebut, anda harus upgrade ke varian E atau Prestige yang paling mahal. Oh ya, berbeda dengan BR-V spek Indonesia, BR-V Thailand memakai setir Honda Civic FD meski ada juga yang pakai setir Brio.
  • Spidometer mobil ini terasa sangat familiar jika anda pernah menggunakan Honda Jazz 2015. Di Honda BR-V dibuat lebih simpel dan sederhana tanpa lampu-lampu eco indicator yang bisa berubah warna menyesuaikan gaya berkendara kita. Di varian termurah ini kita tidak akan menemukan gear indicator di sebelah kiri dan MID yang disematkan mobil ini terasa sangat sederhana, namun di varian yang lebih mahal, MID-nya lebih bagus.
  • Soal dashboard, Honda BR-V menggunakan dashboard Honda Jazz yang mengalami modifikasi pada beberapa bagian, lihat saja ventilasi AC dan elemen desain atas mobil ini sama persis seperti Honda Jazz, namun di bagian bawahnya tampak berbeda. Sebagai varian termurah, mobil ini memiliki head unit aftermarket yang bisa memutar CD, USB dan AUX tanpa koneksi Bluetooth. Di sisi kanan pengemudi pun terlihat sunatan fitur untuk start-stop engine yang ada di BR-V Thailand tapi tak ada di Indonesia, sementara VSA dan hill start assist baru muncul di varian yang lebih mahal.
  • Di bagian bawahnya kita mendapatkan panel kontrol AC elektronik yang membuat tampilan AC mobil ini terasa mewah, tapi Honda cukup cerdik untuk melakukan cost down di panel AC digital ini, karena Honda menyunat fitur Auto AC yang memang jarang digunakan oleh orang Indonesia. Menurut kami ini cerdik karena bisa memberikan kesan mewah dibandingkan dengan menghadirkan fitur Auto AC pada panel analog yang tidak terasa mewah.
  • Melihat fit and finish dari mobil ini rasanya sama saja dibandingkan dengan Honda Brio/ Mobilio, karena kita masih menemukan celah antar panel yang cukup lebar seperti di bagian antara dashboard dengan doortrim dan material seperti panel bermotif sarang tawon ini terasa ringkih jika dipegang. Bagian atas dashboard pun ketika dipegang sedikit turun seperti halnya Honda Brio/Mobilio. Material plastiknya pun murahan dan berbunyi agak nyaring ketika diketuk-ketuk.
  • Sekarang soal door trim, masih sama persis dengan Honda Brio/Mobilio dari segi desain dan material, penggunaan warna hitam seperti milik Mobilio RS ini cukup bagus untuk menutupi kekurangannya. Sebaiknya Honda memberikan sedikit improvement dengan memberikan bahan fabric pada door trim agar terlihat lebih mewah.
  • Kepraktisan Honda BR-V tergolong standar-standar saja. Ada 2 cup holder dekat tuas transmisi, storage di depannya mempunyai power outlet 12V, ada penyimpanan kecil di sisi kanan pengemudi dan glovebox-nya lebih lega daripada Mobilio/Brio. Kantong di doortrim depan maupun belakang tetap hadir, dan penyimpanan untuk bangku baris kedua hanya bisa di cup holder belakang rem tangan kantong di balik jok penumpang depan.
  • Lanjut, sekarang kita ke bagian belakang. Karena mobil ini masih menggunakan desain kursi yang sama dengan Honda Mobilio, maka tidak heran jika ukuran kabin mobil ini sama persis dengan Mobilio, masih lega dan leluasa baik untuk legroom dan headroom. Jika merasa kurang, kita tinggal menggeser kursi tengah maju atau mundur. Foto menunjukkan posisi sliding paling maju dan paling mundur.
  • Seperti halnya Honda Mobilio, kami masih menemukan hal-hal yang kurang berkenan di mobil ini, sebut saja seperti kaki-kaki kursi yang tidak di tutupi oleh plastik, penggunaan bahan kursi yang kelewat tipis dan minusnya arm rest pada bangku baris tengah. Untungnya di kursi baris tengah kita sudah mendapatkan kursi ISOFIX untuk meletakkan baby seat dan nilai plus lainnya pada mobil ini ada pada penggunaan material kursi yang lebih baik dibandingkan dengan Brio/Mobilio.
  • Terakhir, karena mobil ini masih memiliki interior yang sama dengan Mobilio, maka kursi baris belakang dan bagasi belakang mobil ini masih sama persis dengan Mobilio dari kenyamanan dan bentuknya, kursi belakang BR-V bisa memuat penumpang dewasa lebih baik dibandingkan dengan Toyota Rush dan Daihatsu Terios meski bagian paha penumpang dewasa tidak akan ter-support penuh, tapi wajar kok. Hal bagusnya, headrest-nya full size dan bisa diatur-atur.
  • Sedikit catatan kami untuk BR-V dan Mobilio, kami tidak suka penempatan speaker di kursi baris terakhir karena membuat kuping penumpang belakang pengang karena terlalu dekat posisinya dengan kuping penumpang belakang. Kami juga heran dengan storage yang sepertinya didesain untuk menaruh HP, karena storage HP di kanan kedalamannya melebihi yang kiri. Kenapa tidak dibikin sama saja ya?
  • Kami sangat suka dengan ruang bagasinya yang lega, bisa memuat barang-barang dengan baik seperti halnya Mobilio. Sayangnya, sama seperti Mobilio juga, kain penutup pintu bagasi bagian dalam tidak dikerjakan dengan baik, karena masih bisa ditarik-tarik sampai terlihat rongga bagian dalamnya. Plastik di sisi kiri-kanan dinding bagasi juga kelihatan murahan dan gampang digoyang-goyangkan. Kekurangan lainnya, tidak ada tuas pembuka bagasi di bagian bawah jok pengemudi.
  • Pelipatan kursi baris ketiganya masih amat-sangat mirip dengan Mobilio, jadi jika anda mau melipat kursi baris kedua dan ketiga bersamaan, anda tidak akan mendapatkan ruang bagasi yang rata lantai seperti Suzuki Ertiga atau Nissan Grand Livina. Ban serep BR-V juga sama dengan Mobilio, tersembunyi di kolong mobil.

Mesin

  • Membuka kap mesin mobil ini rasanya mesin mobil sedikit lebih lega dan lebih turun dibandingkan dengan Mobilio. Wajar sih, karena bonnet Honda BR-V dibuat lebih tegak dan tinggi sehingga ruang mesin terasa lebih lega. Seperti halnya Honda Brio dan Mobilio, bagian dalam mesin mobil ini tidak dicat, namun terasa sedikit lebih rapi karena tidak begitu meluber seperti Honda Brio.
  • Kami tidak usah susah-susah memperkenalkan mesinnya. Mesin L15Z1 ini sama dengan milik Honda Jazz, City dan Mobilio, bisa melontarkan 120 PS di 6.600 rpm dan 145 Nm di 4.600 rpm. Dengan torsi dan tenaga yang baru ada di rpm tinggi, kami sedikit berpikir soal berisiknya raungan mesin 1.500 cc 4 silinder ini saat anda butuh performa maksimal.
  • Dengan pilihan transmisi CVT atau manual 6 speed, Honda BR-V hanya tersedia dalam penggerak roda depan. Jika anda penasaran dengan rasa mesin ini, kami wakili via video test drive review Honda Jazz dan Mobilio di akhir artikel, karena mesinnya sama dan rasanya bisa cukup mewakili seperti apakah mesin itu.

Kesimpulan

  • Setelah kami lihat secara seksama dan mendetail, Honda BR-V ini sebenarnya tidak ada ubahnya dengan Honda Mobilio yang ditinggikan dan ditambahkan beberapa improvement untuk membuatnya lebih wah. Kurang lebih rasanya seperti Honda Mobilio yang mendapatkan facelift dengan berbagai pembenahan mulai dari bentuk dashboard, kursi depan dengan adjustable head rest dan tambahan AC digital, sayangnya built quality, fit and finish di mobil ini masih kurang layak untuk mobil seharga 200 juta keatas.
  • Mengingat Honda BR-V tipe S manual ini dibanderol dengan harga 224.5 juta Rupiah dan fitur yang cukupan, menurut kami Honda BR-V tipe terendah pun sudah bisa menjadi pilihan untuk anda jika anda sedang mencari sebuah crossover. Tetapi jika budget anda tidak cukup untuk BR-V S manual ini, rasanya mengambil Honda Mobilio Tipe E pun tidak menjadi masalah karena fasilitas yang didapatkan kurang lebih hampir sama saja dengan BR-V.
  • Jangan lupa, karena berbasis Mobilio, sudah pasti BR-V menjamin ruang yang lega di semua baris, bagasi yang lega, kepraktisan cukup dan penampilannya sangat tampan dibanding rival sejenis seperti Nissan Grand Livina X-Gear atau duet SUV Toyota Rush-Daihatsu Terios. Bukan mustahil kalau BR-V bisa merebut konsumen mobil-mobil yang sudah kami sebut tadi, bahkan mungkin bursa mobil seken bakal banyak menampilkan Honda Mobilio yang dijual dengan alasan jual ingin upgrade ke BR-V. Apalagi BR-V kan tidak dipakai jadi taksi.
  • Bagaimana pendapat anda? Sampaikan dalam kolom komentar!

0 Response to "REVIEW MOBIL BARU HONDA BR-V S MANUAL "

Post a Comment